Jumat, 21 Juli 2023

Teknologi Tepat Guna (TTG) lampu jalan otomatis di rumah warga





Penerangan jalan yang dinyalanakan secara manual umumnya memberikan kemungkinan terjadinya human error berupa melupakan mematikan lampu, sehingga menjadikan listrik yang ada, akan terus mengalir sehingga tagihan listrik yang ada akan melambung tinggi. Dengan kondisi yang ada tersebut, kami dari kelompok 50 memilih memanfaatkan teknologi photocell sebagai pencegah terjadinya hal tersebut. Karena, komponen photocell ini mampu mengatur jalur listrik yang bekerja sebagai pemutus jalur, dengan memanfaatkan sensor LDR. Alat ini bekerja sebagai pengatur mati nyalanya lampu, dalam kondisi gelap atau redup photocell akan menyalurkan arus atau lampu akan menyala, dan Ketika kondisi terang photocell akan memutuskan arus sehingga lampu yang ada akan mati.



Pelatihan pembuatan NIB dan Pengenalan Marketplace Kepada Ibu Sufiyat Pemilik Usaha Krupuk Ikan



Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat  Kelompok 50 Desa Legung Timur menggelar pelatihan Pembuatan NIB dan Pengenalan Marketplace Kepada UMKM di Desa Legung timur kecamatan Batang-batang, Sumenep (08/07/2023). 

Putri Fitriani selaku koordinator kegiatan mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut diadakan untuk membatu para pemilik usaha dalam membuat Nomor Induk Berusaha(NIB) dan juga Pemasaran produk melalui marketplace. “Dengan memiliki NIB, usaha yang dirintis akan memiliki legalitas dan memudahkan untuk mengakses hal-hal yang terkait di bidang administrative, seperti sertifikasi halal, pengajuan modal usaha dan sebagainya” jelas Putri.

Saat ini para pelaku usaha kecil kebingungan dalam mengurus pembuatan NIB, sertifikasi halal, dan administrasi lainnya, tak hanya itu mereka juga kebingungan untuk memasarkan produk yang telah dibuatnya. Kondisi itulah yang mendorong Putri Fitriani mengadakan pelatihan kepada UMKM, salah satunya Bu Sufiyat pemilik usaha kerupuk ikan di desa Legung timur.

Program kerja ini telah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing lapangan, Bapak Alvin Sugeng Prasetyo, SE., M.SE., yang memberikan dukungan penuh terhadap program pelatihan pembuatan NIB dan Pengenalan Marketplace yang dilaksanakan di Desa Legung Timur. 

Mengenal Bu Sufiyat, beliau awalnya mencoba meracik kerupuk berbahan ikan segar dengan pengetahuan dan bahan yang terbatas. Namun, diluar dugaan, para tester menyebut hasil olahan Ibu Sufiyat memiliki rasa khas, gurih, dan enak.

“Krupuk olahan saya tanpa dijemur lagi.  Langsung digoreng hingga matang. Setelah itu siap disantap,” cerita Ibu Sufiyat saat temui

Produk yang dibuatnya mendapatkan tanggapan positif dari keluarga dan juga masyarakat sekitar.

Sejak saat itu, Ibu Sufiyat memantapkan hasilnya untuk membuat kerupuk ikan. Perihal ketersediaan bahan baku, Ibu Sufiyat tak berpikir panjang, karena desanya telah lama menjadi pusat ikan hasil tangkapan nelayan.

Produk Ibu Sufiyat telah dipasarkan oleh banyak reseller dan di toko-toko dengan harga yang terjangkau. Dengan kemasan yang cukup sederhana, peminat kerupuk Jhe' Kongrekong ini banyak diminati oleh para pelanggan. 

Namun, selama ini produksi Ibu Sufiyat belum memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sertifikasi Halal. Oleh karena itu, kami Tim Pengabdian Masyarakat Kelompok 50 Desa Legung timur membantu mendapatkan NIB dan proses sertifikasi halal pada produk "Jhe' Kongrekong" milik Bu Sufiyat.

Buku Desa Legung Timur



Mahasiswa dari kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 50 Universitas Trunojoyo Madura telah mengambil inisiatif untuk menciptakan "Buku Desa Legung Timur" guna meningkatkan potensi lokal dan melestarikan kearifan lokal di desa tersebut. Buku tersebut merupakan bagian dari proyek KKN mereka yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan setempat. 

Dengan semangat kolaboratif, mahasiswa KKN dari berbagai jurusan di Universitas Trunojoyo Madura bekerja sama dengan warga Desa Legung Timur untuk mengumpulkan, mendokumentasikan, dan mengabadikan warisan budaya, tradisi, serta potensi alam yang dimiliki oleh desa tersebut. Proyek ini juga melibatkan para pengajar dan tokoh masyarakat sebagai narasumber untuk memastikan akurasi dan keaslian informasi yang disajikan dalam buku. 

koordinator pembuatan buku Agus Ngulwi Mashuri, mengungkapkan, "Kami merasa terpanggil untuk berkontribusi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat selama masa KKN kami di Desa Legung Timur. Kami berharap 'Buku Desa Legung Timur' dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi desa kami kepada dunia luar, serta memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan warisan nenek moyang." Buku tersebut akan mencakup beragam informasi tentang adat istiadat, seni, budaya, kuliner khas, potensi pariwisata, dan sumber daya alam yang ada di Desa Legung Timur. Selain itu, buku tersebut juga akan mencantumkan peta dan panduan bagi wisatawan yang ingin mengunjungi desa tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata dan mendukung perekonomian lokal. 

Kepala Desa Legung Timur, Bapak Maskam, menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif kelompok KKN 50 Universitas Trunojoyo Madura. Ia menyatakan, "Kami sangat berterima kasih atas usaha mereka dalam menciptakan 'Buku Desa Legung Timur.' Buku ini akan menjadi salah satu aset berharga bagi desa kami dalam mempromosikan keindahan dan potensi yang kami miliki." Buku tersebut direncanakan akan selesai dan diluncurkan pada akhir masa KKN kelompok tersebut. 

Universitas Trunojoyo Madura berkomitmen untuk mendukung penuh proyek ini dan berharap bahwa buku ini akan menjadi pijakan bagi proyek-proyek serupa di desa-desa lain yang terlibat dalam program KKN di masa mendatang. Dengan karya nyata ini, kelompok KKN 50 Universitas Trunojoyo Madura membuktikan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mengangkat potensi lokal dan melestarikan budaya serta lingkungan, yang sejalan dengan misi perguruan tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan masyarakat. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi Desa Legung Timur dan menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian kearifan lokal.

Masyarakat Desa Legung Timur