Penerangan
jalan yang dinyalanakan secara manual umumnya memberikan kemungkinan terjadinya
human error berupa melupakan mematikan lampu, sehingga menjadikan listrik yang
ada, akan terus mengalir sehingga tagihan listrik yang ada akan melambung
tinggi. Dengan kondisi yang ada tersebut, kami dari kelompok 50 memilih
memanfaatkan teknologi photocell sebagai pencegah terjadinya hal tersebut.
Karena, komponen photocell ini mampu mengatur jalur listrik yang bekerja
sebagai pemutus jalur, dengan memanfaatkan sensor LDR. Alat ini bekerja sebagai
pengatur mati nyalanya lampu, dalam kondisi gelap atau redup photocell akan
menyalurkan arus atau lampu akan menyala, dan Ketika kondisi terang photocell
akan memutuskan arus sehingga lampu yang ada akan mati.
Jumat, 21 Juli 2023
Teknologi Tepat Guna (TTG) lampu jalan otomatis di rumah warga
Pelatihan pembuatan NIB dan Pengenalan Marketplace Kepada Ibu Sufiyat Pemilik Usaha Krupuk Ikan
Buku Desa Legung Timur
Rabu, 12 Juli 2023
Kelompok 50 Pengabdian Masyarakat UTM Lakukan Transplantasi Terumbu Karang Dengan Menggunakan Metode Bioreeftek
LPPM UTM Kunjungi Kelompok 50 Ke Desa Legung Timur
Legung Timur, 10 Juli 2023 - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UTM melakukan kunjungan ke Kelompok 50 Desa Legung Timur. Kunjungan tersebut bertujuan untuk membantu pengembangan masyarakat di wilayah tersebut melalui program-program KKN yang dijalankan oleh Mahasiswa.
Dalam kunjungan tersebut, tim LPPM memberikan pendampingan kepada Kelompok 50 Desa Legung Timur. Mereka berfokus pada beberapa bidang yang dianggap krusial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti pertanian, kesehatan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal.
Dalam bidang pertanian, LPPM memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani di Kelompok 50 Desa Legung Timur untuk menerapkan metode pertanian yang modern dan berkelanjutan. Kelompok 50 memperkenalkan penggunaan pupuk organik, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kunjungan LPPM dalam rangka monitoring evaluasi dari program kerja yang dilakukan oleh kelompok 50, dalam kesempatan itu LPPM memberikan banyak motifasi dan masukan untuk program kerja yang di lakukan oleh kelompok 50 Desa Legung Timur
Kamis, 06 Juli 2023
Kelompok 50 Pengabdian Masyarakat UTM lakukan sosialisasi stunting di desa Legung timur
Selasa, 04 Juli 2023
Pengabdian Masyarakat UTM Kelompok 50 Gelar Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Berbahan Sabut Kelapa
Mahasiswa Universitas Trunojoyo
Madura (UTM) yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat Kelompok 50 Desa Legung Timur menggelar
pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari sabut kelapa di desa legung
timur kecamatan Batang-batang, Sumenep (03/07/2023). Bertempat di posko kegiatan Pengabdian Masyarakat
kelompok 50 Desa legung timur.
Siti Erika selaku koordinator
kegiatan mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut diadakan sebagai sarana edukasi
pada masyarakat tentang pemanfaatan sabut kelapa menjadi pupuk organik cair.
“Melalui pengolahan yang tepat, alih-alih hanya dibuang, limbah nantinya dapat
memberi manfaat bagi lingkungan, terutama untuk lahan pertanian” jelas Erika.
Saat ini, sabut kelapa hanya di
tumpuk kemudian di bakar, padahal limbah sabut kelapa memiliki potensi yang
besar apabila dikelola secara baik dan benar, seperti pembuatan Pupuk Organik
Cair (POC) yang saat ini di praktikkan oleh
mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.
Kondisi inilah yang mendorong
Siti Erika bersama Nuril Wahidah mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik
cair dengan tema “Pembutan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan limbah sabut
kelapa”, dengan tujuan dapat mengurangi limbah sabut kelapa serta dapat
dimanfatkan oleh para petani desa lenggung timur sebagai pupuk bagi tanaman.
Program kerja ini telah
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing lapangan, Bapak Alvin Sugeng
Prasetyo, SE., M.SE., yang memberikan dukungan penuh terhadap program pembuatan
pupuk organik cair yang akan dilaksanakan di Desa Legung Timur.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan
pembukaan. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi tentang pembuatan pupuk organik
cair (POC) menggunakan bahan sabut kelapa. Setelah sosialisasi, kegiatan
dilanjutkan dengan praktik langsung cara pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
kepada warga desa.
Masyarakat diajarkan mengenai
langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan pupuk organik cair (POC).
Bahan utama yang digunakan meliputi sabut kelapa, EM4, larutan gula merah, dan
air. Jumlah air yang digunakan adalah 40 liter, EM4 sebanyak 20 tutup botol,
larutan gula merah sebanyak 8 tutup botol, dan sabut kelapa yang telah di iris seberat 1 kilogram. Setelah itu, pupuk yang
telah dicampurkan didiamkan selama 10 hari sebelum dapat digunakan.
Manfaat pupuk organik cair (POC)
dari sabut kelapa ini meliputi penguatan batang dan akar tanaman, peningkatan
bobot dan isi buah serta biji tanaman, penyempurnaan warna buah atau biji,
peningkatan aroma harum pada buah, dan peningkatan rasa manis buah. Cara
pengaplikasiannya yaitu 1 liter POC dicampur dengan 10 liter air kemudian di
aplikasikan pada sekitar perakaran tanaman.
Proses pembuatan pupuk organik cair
(POC) juga didokumentasikan dalam bentuk video. Jika pada waktu yang akan
datang warga lupa tentang proses pembuatan POC, mereka dapat melihat
dokumentasi pembuatan yang telah diunggah di YouTube. Link video tersebut
disertakan di bawah ini.
Video : https://youtu.be/o84nTP2QDQ0